Jumat, 25 September 2020 22:53

Penderitaan: Rahmat atau kutuk bagi manusia?

Apakah penderitaan itu sebagai rahmat atau kutuk? Atau dengan kata lain penderitaan itu baik atau buruk bagi manusia? Merefleksikan tema ini tentu kita harus berani mengelaborasi jawaban dari akal budi manusia yang kerap kali terbatas dan tidak memadai dengan terang iman melalui Sabda Tuhan, yaitu Injil pada drama penderitaan dan kejahatan. Inilah yang telah dilakukan oleh Santo Yohanes Paulus II, dengan menulis refleksi mendalam  soal penderitaan manusia. Refleksinya ditulis dalam Surat apostolik Salvifici Doloris (Penderitaan yang menyelamatkan) tentang arti Kristiani dari Penderitaan Manusia (11 Februari 1984). “Inilah arti penderitaan, yang sungguh-sungguh adikodrati dan sekaligus juga sungguh-sungguh manusiawi”, tulis Yohanes Paulus II. “Penderitaan adalah adikodrati karena berakar dalam misteri ilahi dari Penebusan dunia; dan juga sangatlah manusiawi, karena di dalamnya manusia  menemukan dirinya sendiri, kemanusiaannya sendiri, martabatnya sendiri dan perutusannya sendiri” (Salvifici Doloris, no. 31).
Published in Spiritualitas

Melalui jalan ini umat kristen harus mampu dan kuat untuk memikul salib masing-masing agar bisa bersatu dan bisa bertemu dengan Sang Tersalib. Salib merupakan jalan yang harus dilewati untuk mencapai tujuan. Salib adalah pengorbanan atau penderitaan yang harus dilalui apabila orang mau mencari kebahagiaan. Jalan yang ditempuh oleh Yesus adalah yang harus ditempuh oleh setiap orang yang mau mengikuti-Nya. Kebangkitan diperoleh melalui kematian, kebahagiaan diperoleh melalui pengorbanan dan kemenangan diperoleh melalui salib.
Published in Spiritualitas